16 Sept 1982: 27 Tahun Pembantaian Shabra & Syatila Masih Tiada Penghujungnya…

Pembantaian di Shabra dan Syatila (PIC)
Pembantaian di Shabra dan Syatila (PIC)

17 Sept – Peristiwa memilukan yang tidak mungkin terhapus dari ingatan, pembantaian 16 September 1982, masih segar dalam memori warga Palestin yang penuh dengan penderitaan dan sarat dengan bencana dan kemunduran, kerana penjajah Zionis masih bermaharajalela sehingga sekarang. Peralatan yang mereka miliki untuk berbuat kejam pun terus dikembangkan. Pembantaian manusia, perobohan rumah dan bangunan serta penghancuran dan pembakaran ladang kebun adalah pemandangan sehari-hari. Kini, pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, di tengah-tengah lautan penderitaan dan kepedihan, kita diingatkan akan peristiwa pembantaian di Shabra dan Syatila.

Pembantaian Shabra dan Syatila

Pada 16 September, pada tahun 1982, Ariel Sharon dan tenteranya melakukan pembantaian paling biadab terhadap penghuni perkhemahan pelarian Palestin di kawasan Shabra dan Syatila di Libanon. Ribuan nyawa melayang di tangan makhluk-makhluk kejam. Tempat-tempat tinggal dirobohkan, sementara para penghuninya ada di dalamnya.

Lalu, hari demi hari berlalu, begitu pun tahun demi tahun. Kini 27 tahun telah berlalu yang di dalamnya berderet rangkaian pembunuhan, penghancuran rumah dan pengusiran yang tidak diketahui sampai bila akan berakhir.

Seorang warga Palestin, Sufyan Ali yang berasal dari al Khalil (Hebron) berkata, “Pembantaian Shabra dan Syatila terus berlangsung sampai sekarang, akan tetapi sekarang ini di tempat yang berbeza. Kawanan Si Yahudi laknatullah itu setiap hari melakukan pembantaian dan kekejaman tanpa batas. Pelbagai bentuk penyerangan terus-menerus mereka lakukan hari demi hari. Di setiap sudut tanah wilayah kami, mereka mengganggu, menghancurkan, memusnahkan, merampas tanah dan menumbangkan pepohonan. Mereka hanya mengulangi saja apa yang dulu mereka lakukan…dari zaman ke zaman, sama saja…pemandangan yang terjadi, itu-itu juga…dari Aril Sharon Sang Pembantai, sampai Netanyahu, sang murid “pandai” yang pakar di bidang ketenteraan dan aksi ganas terhadap warga Palestin.”

Ditambahkannya bahawa terhadap pelbagai pembantaian itu -yang menggunakan bermacam-macam cara dan dilakukan secara berulang-ulang terhadap bangsa Palestin- sejarah tidak akan pernah memberi toleransi kepada siapa saja yang hanya diam menonton, baik itu dari bangsa Arab, umat Islam pada umumnya, bahkan masyarakat antarabangsa. Nilai-nilai peradaban manusia seharusnya mampu memaksa mereka untuk menolong bangsa Palestin yang terzalimi.

Pembantaian Terus Berlangsung!

Warga Palestin bernama Qahir Muhammad dari Nablus berkata, “Sebelum ini, kita mengenang pembantaian Hebron (Al Khalil), hari ini pembantaian Shabra dan Syatila, beberapa bulan lalu bahkan terjadi pembantaian atas Gaza yang telah menyebabkan terbunuhnya 1500 warga Palestin di tangan tentera Yahudi laknatullah, sedangkan dunia hanya menonton. Nampaknya, dunia ini masih terlalu lemah, bahkan tak mampu, meskipun mungkin hanya untuk menjaga dirinya sendiri. Kita ini seperti hidup di hutan belantara.”

Muhammad menambahkan, “beberapa bulan terakhir ini, terjadi peningkatan yang ketara pada serangan-serangan yang dilakukan oleh para perompak Zionis itu di tanah wilayah warga Palestin, khususnya di bahagian selatan Nablus. Mereka didukung penuh oleh tentera Yahudi. Para “pemukim” Yahudi membakar kebun-kebun, mencuri haiwan ternak dan menghancurkan perusahaan pertanian.”

Salamah Amir, penduduk Bait Al Maqdis (Jerusalem) berkata, “Setiap hari terjadi pembantaian di Al Quds (Jerusalem) dengan bentuk berbeza dari pembantaian Shabra dan Syatila. Para “pemukim” Yahudi merompak rumah-rumah, mengusir warga Palestin di Al Quds, menggali terowong-terowong untuk merobohkan Masjid Al Aqsa lalu membangun Haikal yang mereka dakwa”

Penghancuran Kebun-kebun Zaitun!

Seorang petani bernama Ibrahim Musa dari desa Al Lin, sebelah utara Ramallah, berkata, “Pembantaian Shabra dan Syatila masih terus berlangsung sampai sekarang, termasuk terhadap kebun pertanian. Terutama pohon zaitun. Setiap kali datang musim petik buah, semakin meningkat serangan yang dilakukan para “pemukim” Yahudi itu. Seakan-akan mereka selalu ingin menggantikan setiap kebaikan yang Allah berikan kepada warga Palestin, menjadi kesedihan dan kematian.

Ia menambahkan tentang para perompak Yahudi itu, “beberapa hari yang lalu mereka membakar lebih dari 100 pohon zaitun di desa Al Maghayyar dan 100 batang lainnya di dekat Qalqiliya.” PIC/RAL.

LANGGAN NEWSLETTER HALUAN PALESTIN
Dapatkan berita terkini Palestin di Email anda 
Facebook
Twitter
WhatsApp
Email

Related Posts