Dengan nama Allah, segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam atas Rasulullah saw
Allah SWT berfirman yang bermaksud:
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebahagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”. (Al-Isra:1)
Bumi yang berkah ini, yang di dalamnya terdapat kota Al-Quds, saat ini memanggil dan menyeru seluruh umat Islam, bahkan kepada orang yang merasa dirinya memiliki kemerdekaan dan kemuliaan serta jati diri, untuk merenungkan dalam dirinya dan dengan orang lain, dan bertanya pada dirinya: Apa yang telah saya lakukan untuk menyelamatkan Al-Quds dan Palestin?!
Masjid Al-Aqsa yang telah dianugerahkan keberkahan.. sebagai qiblat pertama, dan ketiga dari 3 tempat yang disucikan… memanggil setiap umat Islam; untuk merenungkan dalam dirinya dengan renungan yang mendalam dan bertanya-tanya: Apa yang telah saya persembahkan untuk membebaskan Al-Aqsa dari tawanan, bahkan apa yang telah saya lakukan untuk menyelamatkannya dari berbagai usaha konspirasi dan perancangan jahat untuk menghancurkan batu asasnya; sebagai langkah awal untuk meruntuhkannya secara keseluruhan dan membangun haekal palsu di atas keruntuhan masjid tersebut?!
Sesungguhnya kewajiban pertama setiap muslim adalah memahami permasalahan ini dengan baik…permasalahan masjid Al-Aqsa dan Al-Quds, untuk menilai sejarah kota yang disucikan tersebut.. sebagai kota perdamaian.
Sesungguhnya Al-Quds bukan kali pertama berhadapan dengan penjajah atau berhadapan dengan penistaan dan sekatan, adapun sejarah yang masyhur dan banyak diketahui oleh seluruh umat di dunia ini, bahawa berdirinya bangunan asing (Salib) di Pantai Laut Tengah yang terbentang dari Turki hingga Palestin, dan hal tersebut terus berlanjutan selama 200 tahun; hingga akhirnya mampu direbut kembali oleh seorang muslim kurdi yang bernama Solahuddin Al-Ayyubi untuk memerdekakannya, kemudian berhasil memasuki masjid dengan penuh ketundukan dan kekhusyukan kepada Allah pada tanggal 27 Rajab tahun 582 H.
Pada saat itu para Salibis telah berhasil menguasai dan menjajah Palestin dan Al-Quds (tahun 493 H/1099 M), setelah mereka menumpahkan darah umat Islam, membunuh warga Al-Quds sejumlah 70 ribu jiwa, sebabnya -sekalipun pada saat itu umat Islam memiliki kelebihan dan kemajuan dalam peradaban dan ilmu pengetahuan – kerana adanya perpecahan dan pertikaian politik serta perang dalaman.
Namun akhirnya, Solahuddin Al-Ayyubi berhasil mengangkat kembali bendera jihad, dan menyatukan negeri Syam dan Mesir di bawah kepemimpinannya, setelah berhasil mengakhiri pemerintahan daulah Fathimiyah yang pada saat itu telah bekerjasama melakukan konspirasi dengan pasukan Salibis di pantai laut tengah, dan terjadinya beberapa perang dan pertarungan, seperti perang “Hathin” pada tanggal 24 Rabiul Akhir/ 4 Julai tahun 1187, sebagai perang penentuan dan berhasil menghancurkan keberadaan Salibis sekaligus merebut kembali Baitul Maqdis setelah berada dalam genggaman Salibis selama 88 tahun.
Namun setelah mangkatnnya Solahuddin dan kerana terjadinya pertikaian dalaman yang terjadi di dalam negara Al-Ayyubiyah, para Salibis kembali menguasai Al-Quds antara tahun 626-646 H; sehingga situasi umat Islam kembali tidak stabil, dan Islam kembali terancam dengan adanya penistaan yang dilakukan oleh Lord El-lovny dengan kekuatannya, dan kemudian Inggeris menjajah Palestin pada tahun 1917, dan Lord tersebut mengungkapkan sindirannya yang terkenal dihadapan makam Solahuddin di Damaskus: “Inilah Kami kembali wahai Solahuddin”.
Sesungguhnta pemerintahan Islam telah berjalan selama 1200 tahun sejak di taklukkan pada tahun 13 H atau tanggal 30 Julai tahun 634 M hingga tahun 1917 M.
Namun pada hari ini Al-Quds kembali menghadapi ancaman Yahudisasi; yang bertujuan merubah simbol-simbol yang ada di dalamnya, mengusir penduduk asli Arab, muslim dan non muslim; ditambah dengan usaha menjajah dan mengukuhkannya sebagai ibu kota berentiti apartheid dan perampas bumi Palestin.
Begitu juga kekuatan besar negara sekutunya yang melakukan konspirasi untuk melaksanakan rencana tersebut; baik dengan dukungan kebendaan, kewangan dan politik sepenuhnya seperti Amerika, atau dengan aksi mendiamkan diri seperti Eropah dan Rusia, atau dengan melemahkan diri atau menampakkan kelemahan seperti negara-negara Arab dan pemerintahan Islam.
Jika kekuatan antarabangsa termasuk menjadi alasan sejarah, agama atau politik palsu, atau kerana memiliki kepentingan strategik dan perekonomian; maka Arab dan Umat Islam serta Nasrani Timur tidak wajib untuk menyalahkan mereka seperti alasan-alasan tersebut, kerana tidak akan memberikan kemaslahatan sedikitpun, dan mereka secara tegas pada hakikatnya bertanggung jawab secara penuh akan kelemahan dan ketidakmampuan mereka.
Konspirasi sangatlah jelas, dan kehancuran politik, ekonomi dan tsaqafah telah bermaharajalela, sementara secara umum tidak memberikan kebaikan sedikitpun untuk mereka yang berjalan sambil menutup mata di belakang para pemimpin dan penguasa yang mengimport model-model kehancuran dengan strategi atau politik yang gagal; sehingga mengarah pada keadaan berkuasanya penjajahan Zionis secara nyata.
Sesungguhnya komuniti dari seluruh bangsa Arab dan umat Islam harus memulai untuk mengembalikan kemerdekaan dan kehormatan (jati diri) mereka kembali, memaksa pemerintah dan dunia untuk mendengar dan menyemak suara mereka… suara kebenaran.
Bahawasanya pemerintah atau penguasa yang memecah belah umat secara kelompok atau negara-negara kecil, sementara mereka adalah pejabat politik yang bekerja untuk menambah perpecahan umat dan negara-negara kecil menjadi daerah-daerah yang mengecil, sukuisme, rasisme dan mazhabisme; sebagai salah satu dan satu-satunya sarana untuk mengukuhkan kekuatan iaitu kekuatan Zionis.. mereka seluruhnya harus menyuarakan suara umat dan membela bangsa dan rakyat mereka.
Bahawasanya kesatuan bangsa Arab dan kesatuan umat Islam serta keteguhan simpul-simpul negara pada setiap negara dan negeri… merupakan pendahuluan dan persediaan untuk mengembalikan Al-Quds kembali, bersikap melawan serangan Zionis atas Al-Quds dari usaha mereka melakukan yahudisasi dan menghancurkan masjid Al-Aqsa yang penuh berkah.
Sesungguhnya jati diri dan karisma bangsa Arab dengan risalah Islamnya yang agung, memiliki tugas dan kewajiban untuk menyeru kepada Al-Qur’an Al-karim, dan semangat yang tinggi untuk bangkit dengan masyarakatnya, membangunkan jiwa dan meng-ilaj -mengubati- penyakit ruhnya sebelum mengubati penyakit badan; sebagai jalan terbaik untuk memahamkan bangsa Arab dan umat Islam dari peta antarabangsa sesuai dengan firman Allah:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (darjatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Ali Imran:139)
Para menteri luar negeri dari enam negara Arab telah berkumpul sejak beberapa hari yang lalu di Amman, ibu kota Jordana untuk mengatur agenda kunjungan raja Abdullah II ke Washington sebagai pemimpin negara Arab pertama yang menemui Obama di masa pemerintahan barunya…
Apa yang dihasilkan dari pertemuan mereka tersebut? Mereka tetap berpegang teguh dengan agenda perdamaian Arab yang selalu ditolak oleh musuh Zionis!
Seperti Sharon yang menolak inisiatif raja pemerintah Arab Saudi Abdullah, yang telah ditetapkan oleh para pemimpin Arab dalam pertemuan puncak di Beirut tahun 2002, dan datang untuk mendukung parang atas teroris setelah peristiwa September dan teroris Amerika di setiap negara secara keseluruhan, dan kepada negara Saudi itu sendiri; setelah diarahkannya tuduhan kepada 4 orang sebagai dalang aksi teroris pada peristiwa September, sekalipun mereka tidak memiliki bukti yang jelas atas tuduhan tersebut dan tidak didukung oleh mahkamah secara adil, dan tidak ada kejelasan akan pandangan yang sebenarnya terhadap peristiwa September tersebut!
Bahkan Sharon melakukan 14 kajiansemula atau perubahan terhadap inisiatif tersebut dari isi yang sebenarnya dan dijadikan sebagai syarat untuk diterimanya inisiatif perdamaian, dan tentunya Amerika menyetujui akan syarat-syarat tersebut, kemudian diumumkan oleh mantan presiden Amerika -yang tidak mahu merubah tambahan yang dibuat- untuk mengesahkan negara Yahudi Zionis; dan berarti mengusir warga Palestin dan sejarahnya dari penduduk dan warga Asli negara tersebut.
Bersamaan dengan itu semua, Arab masih saja dan tetap berpegang teguh dengan inisiatif mereka yang telah hilang dan memungkinkan utuk diterapkan. Kenapa demikian? Kerana para pemimpin Arab tidak memiliki alternatif lain atau tidak mampu menghadapi beban dari berbagai hambatan konspirasi atas Palestin, Al-Quds dan Pasukan perlawanan.
Perang melawan teroris telah berakhir, sebagaimana yang diumumkan oleh Menteri Luar negeri Amerika, sekalipun demikian perang melawan pasukan perlawanan yang berani menentang musuh Zionis dengan nama perlawanan teroris di negeri Arab, dan tuduhan-tuduhan tersebut akhirnya terus melekat terhadap faksi-faksi perlawanan; bahawa pasukan tersebut mengancam stabiliti negara, atau stabiliti bangsa Arab dengan berintegrasi kepada negara Islam non Arab; sehingga menyuburkan api perang dalaman, dan membuat Zionis gembira dan merasa senang, dan bahkan Zionis terus mengobarkan api fitnah melalui minyak; dengan bentuk fitnah (Arab Persia), (Sunniyah Syiah), (Islam Nasrani), (Arab Afrika), yang merupakan jalan satu-satunya untuk mengobarkan api perpecahan dan pertikaian agama, suku, mazhab dan ras.
Demikianlah apa yang dilakukan oleh para pemimpin Arab… dan kerana itu pula mungkin sulit untuk mengerahkan juhud (perjuangan) mereka demi menyelamatkan Al-Quds atau membebaskan Palestin selama kehendak dan jati diri mereka belum terbebas dari kekuasaan Amerika, Eropah dan Zionis, dan selama bangsa Arab dan umat ini belum mampu menikmati kebebasan hakiki untuk memilih pemerintahan yang terbebas dan tidak tunduk pada kekuatan dan kekuasaan asing.
Wahai bangsa Arab…
Wahai Umat Islam…
Sesungguhnya Al-Quds menyeru kalian dan masjid Al-Aqsa memanggil kalian…
Sesungguhnya penduduk Al-Quds meminta kalian -wahai umat Islam yang memiliki kekuatan dan kemampuan- untuk mendukung mereka…
Kenapa kalian tidak bersegera mempertahankan kesucian Islam dengan memberikan bantuan dan dukungan kepada warga Al-Quds di hadapan penjajahan dan konspirasi penghancuran rumah-rumah mereka dan usaha pengusiran dari tempat tinggal mereka?!
Kenapa kalian tidak berusaha membuat tabungan dana berupa bantuan harta selain dari tabungan yang rasmi; untuk mendukung pembangunan dan pemakmuran masjid Al-Aqsa yang mulia?!
Kenapa – wahai Arab dan umat Islam- tidak memboikot para pengusaha yang lemah azimah mereka dan sedikit kekuatannya di hadapan sihir harta Zionis, Amerika dan Barat sehingga mereka bersekongkol dengan musuh Zionis hanya untuk kemaslahatan peribadi yang sempit daripada mementingkan kemaslahatan umat yang paling mulia?!
Adapun Anda wahai al-Akh yang tercinta…
Hakikatnya, Anda memiliki kewajiban yang besar dihadapan situasi seperti ini, intinya adalah:
1. Meningkatkan kembali himmah di hadapan para penguasa dan orang-orang yang lemah untuk dapat mengubah jiwa Anda dan jiwa-jiwa yang ada di sekeliling Anda sehingga Allah mengubah situasi dan lingkungan, ingatlah akan firman Allah:
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’d:11)
2. Kuatkanlah hubungan Anda kepada Allah dengan ikatan iman yang kuat dan kukuh, bersandar pada kekuatan-Nya sehingga dapat menghilangkan kelemahan Anda, dan dari keperkasaan dan kemuliaan-Nya sehingga dapat menghilangkan kehinaan Anda, dari kekayaan-Nya sehingga dapat merubah situasi miskin Anda, dan dari kehendak-Nya sehingga dapat memperkukuh azimah dan mengalahkan segala kelemahan dan kekerdilan Anda.
3. Memperhatikan keadaan dan permasalahan yang sedang terjadi dan dihadapi oleh Palestin, mengikuti berita akan perkembangan Al-Quds dan Al-Aqsa dari pelbagai sisi; sejarah dan latarbelakang, politik dan ekonomi, geografi dan demografi, perlawanan dan strategi; sehingga dapat memiliki kemampuan untuk memindahkan kesedaran tentang Al-Quds kepada orang yang ada di sekitar Anda, dan menjawab segala pertanyaan serta menghilangkan pelbagai syubhat.
4. Mendukung dan menyokong jihad bangsa Palestin dan keteguhan faksi-faksi perjuangan dan perlawanan dengan berbagai bentuk dukungan dan bantuan, dan terus menerus melakukan itu semua, serta mewariskannya kepada semua orang setelah Anda dan orang yang ada di sekitar Anda, kerana permasalahan ini telah berjalan selama 100 tahun, Al-Aqsa dan Al-Quds telah berada dalam tawanan selama 43 tahun, dan tidak akan ada yang mampu membebaskannya kecuali Anda wahai pembaca yang mulia…
Dari Abu Umamah berkata: Rasulullah saw bersabda: satu kelompok dari umatku akan terus berada dalam agama, tegas dihadapan musuh dan tidak gentar terhadap orang memusuhi mereka kecuali apa yang menimpa mereka dari liawa’; sehingga datang keputusan Allah (ajal) sementara mereka dalam keadaan seperti itu”, mereka berkata: “Wahai Rasulullah dimanakah mereka berada: “Rasulullah menjawab: “Di Baitul Maqdis dan sekitar Baitul Maqdis”.
Dari Abu Darda berkata: Rasulullah saw bersabda: “Penduduk Syam, isteri-isteri mereka, keluarga dan hamba-hamba mereka, serta orang yang berada dalam perlindungan mereka hingga ujung jazirah yang tetap berpegang teguh, maka barangsiapa yang turun ke suatu kota dari negeri Syam dalam keadaan terjaga, atau berada pada salah satu benteng maka termasuk seorang mujahid”.
Risalah dari Muhammad Mahdi Akif, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 16-04-2009